Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenorea pada mahasiswi S1 kebidanan
Kata Kunci:
aktivitas fisik; dismenoreAbstrak
Aktivitas fisik yang dilakukan dengan tepat dapat mengurangi rasa nyeri, karena saat berolahraga tubuh akan mengurangi pengeluaran hormon prostaglandin penyebab dismenore, jumlah dan intensitas aktivitas fisik dapat memengaruhi tingkat nyeri saat dismenore. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada mahasiswi S1 Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi S1 Kebidanan semester VII sebanyak 86 mahasiswi. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan pertimbang an kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 52 mahasiswi. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan skala nyeri, dan analisa data menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau-c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori aktivitas fisik low/rendah dengan nyeri berat 19 responden (36,5%), nyeri ringan 1 responden (1,9%), kategori aktivitas moderate/sedang dengan nyeri berat 2 responden (3,8%), nyeri sedang 12 responden (23,1%), nyeri ringan 10 responden (19,2%), tidak nyeri 2 responden (3,8%), kategori aktivitas high/tinggi dengan nyeri berat 5 responden (9,6%), nyeri ringan 1 responden (1,9%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,001 (p<0,05). Adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada mahasiswi S1 Kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Saran bagi mahasiswi agar dapat meningkatkan aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan kejadian dismenore.