Literature review: perbandingan persentase anemia akibat infeksi cacing soil transmitted helminths pada anak SD dan SMA

Penulis

  • Ulfi Widiana Prodi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Monika Putri Solikah Prodi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Tri Dyah Astuti Prodi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci:

Infeksi Kecacingan, Soil Transmitted Helminths, Anemia, Anak Sekolah Dasar, Anak Sekolah Menengah Atas

Abstrak

Anemia sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi di Indonesia. Anemia bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah kecacingan. Penyakit kecacingan dapat terjadi pada semua golongan umur tanpa terkecuali, namun kejadian infeksi pada anak sekolah tertinggi dibandingkan golongan umur lainnya. Soil Transmitted Helminths dikenal dengan istilah nematoda usus yang dimana penularan jenis cacing ini melalui tanah. Jenis cacing soil transmitted helminths yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichiura dan Ancylostoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang cacing soil transmitted hemlinths, dampak, serta perbedaan persentase anemia yang disebabkan oleh kasus infeksi cacing soil transmitted helminths pada anak sekolah dasar dan anak sekolah menengah atas. Metode yang digunakan adalah metode literature review pada beberapa data base antara lain Google Scholar, PubMed, dan Portal Garuda dengan menggunakan kata kunci PICO. Terdapat 10 jurnal yang digunakan sebagai sumber literature yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi jenis cacing soil transmitted helminths yang paling banyak menginfeksi pada anak sekolah dasar (SD) dan anak sekolah menengah atas (SMA) adalah Ascaris lumbricoides sebesar 22.58%. Dampak terinfeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing soil transmitted helminths dapat menyebabkan anemia. Persentase anemia akibat infeksi cacing soil transmitted helminths tertinggi didapatkan pada anak sekolah dasar (SD) dengan nilai rata-rata persentase anemia sebesar 39.4% sedangkan pada anak sekolah menengah atas (SMA) hanya didapatkan nilai rata-rata persentase anemia sebesar 17.1%.

Referensi

Bestari, R. S., & Cambodia, A. R. (2019). Hubungan Insidensi Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Anemia pada Petugas Pengangkut Sampah. Proceedings of Continuing Medical Education, Workshop and Symposium Maternity: Medical Update Emergency Obstetry and Gynecology in the Primary Care

De Gier B, Nga TT, Winichagoon P, Dijkhuizen MA, Khan NC, van de Bor M, et al. Species–specifc associations between soil-transmitted helminths and micronutrients in Vietnamese school children. Am J Trop Med Hyg. 2016;95(1):77–82.

Erna, A. M., & Mukono, J. Hubungan Karakteristik Santri dan Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Kejadian Kecacingan di Pondok Pesantren Kabupaten Blitar. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(1), 14-24.

Hasyim N, Mayulu N, Pinidjan T. Hubungan Kecacingan Dengan Anemia Pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Ejournal Keperawatan. 2013;1(1):1–6.

Juhairiyah, Hairani, B., Indriyati, L. (2017). Prevalensi Infeksi Cacing Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 1 Harapan Maju Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu. SPIRAKEL, 9(1), 27-33

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Kecacingan. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP dan PL. Jakarta.

Kemenkes, 2018.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan. Diakses Melalui https://e-koren.bkkbn.go.id/wpcontent/uploads/2018/10/laporansdki-2017-remaja.pdf.

Krishnandita, M., Swastika, I. K., Sudarmaja, I. M. (2019). Prevalensi dan Tingkat Pengetahuan Mengenai Infeksi Soil Transmitted Helminth pada Siswa SDN 4 Sulangai Kabupaten Badung Bali. E-Jurnal Medika Udayana, 8(6), 1-10.

Maliya, A. & Susilaningsih, E. Z. Distribusi spasial kasus kecacingan (Ascaris Lumbricoides) terhadap personal higiene anak balita di Pulau Kodingareng Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar Tahun 2016. J. Epidemiol. UIN Alauddin 2, 74–80 (2016).

Nahdiyatii, Taslim NA, Attamimi F. Studi Infeksi Kecacingan Dan Anemia Pada Siswa Sekolah Dasar Di Daerah Endemik Malaria, Kabupaten Mamuju. Media Gizi Masy Indones. 2012;1(2):104–8.

Ompusunggu, S. M. (2019). Parasitologi Teknologi Laboratorium Medik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pratiwi, E. E., & Sofiana, L. (2019). Kecacingan sebagai Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(2), 1-6.

Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Safitri, R., Kurniawan, B., & Kurniawaty, E. (2019). Identifikasi Kontaminasi Telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada Lalapan Kubis (Brassica oleracea) di Warung Makan Kaki Lima Sepanjang Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kota Bandar Lampung. Jurnal Majority, 8(2), 64-69.

Syamsul, M. & Nur, R. M. Hubungan Antara Higiene Perorangan dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Pemulung Sampah Usia Anak Sekolah Dasar di Tempat Pembuangan Akhir Antang Kota Makassar. Higiene, 4(3), 183-187 (2018)

World Health Organization. Helminths Control in School-age Children: A guaide for managers of control programmes. Second edition. France. WHO Press; 2011.

World Health Organization. Micronutrient deficiencies. 2015 [sitasi 26 Mei 2015] Diunggah dari: http://www.who.int/nutrition/topics/ida/en.

Unduhan

Diterbitkan

07-10-2024

Cara Mengutip

Widiana, U., Putri Solikah, M., & Dyah Astuti, T. (2024). Literature review: perbandingan persentase anemia akibat infeksi cacing soil transmitted helminths pada anak SD dan SMA. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta, 2, 1392–1397. Diambil dari https://proceeding.unisayogya.ac.id/index.php/prosemnaslppm/article/view/822

Terbitan

Bagian

Penelitian