Identifikasi Lower Cross Syndrome pada mahasiswa FIKES Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Penulis

  • Fitri Yani Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Prihantoro Larasati Mustiko Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci:

Lower Crossed Syndrome, LCS, mahasiswa kesehatan

Abstrak

Aktivitas akademik mahasiswa yang intens, terutama dalam posisi duduk statis, dapat memicu berbagai masalah muskuloskeletal, salah satunya adalah Lower Crossed Syndrome (LCS). LCS adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan tonus otot, yang berpotensi mengakibatkan nyeri punggung bawah. Urgensi dalam tindakan preventif sangat diperlukan sehingga peneliti bertujuan melakukan riset identifikasi untuk mengetahui presentase dan karakteristik responden dengan kondisi lower crossed syndrome pada mahasiswa kesehatan.  Responden pada penelitian berjumlah 108 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Aisyiyah Yogyakarta, berusia 20-22 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Identifikasi LCS dilakukan melalui evaluasi kekuatan otot abdominal dan gluteus maximus serta pengukuran panjang otot iliopsoas dan spinal extensor. Prosedur pengumpulan data melibatkan tes isometrik dan manual muscle testing. Analisis data dilaksanakan dengan perangkat lunak SPSS untuk menentukan distribusi frekuensi LCS berdasarkan karakteristik responden. Hasil analisis menunjukkan prevalensi LCS di antara mahasiswa mencapai 30,6%.  Terdapat tingkat kejadian Lower Crossed Syndrome pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang telah dianalisis melalui postur, kekuatan otot, dan panjang otot. Rekomendasi peneliti kedepannya mencakup implementasi edukasi ergonomi dan strategi modifikasi perilaku terkait postur duduk, guna mencegah dampak jangka panjang dari LCS. Dengan demikian, upaya pencegahan yang tepat dapat meningkatkan kualitas kesehatan.

Referensi

Ahmadi, A., Zare, A., & Tofighi, S. (2019). The relationship between muscle strength and the risk of injury in university students. Journal of Sports Medicine, 14(2), 123-131.

Burile, G., Phansopkar, P., & Deshmukh, N. S. (2024). Prevalence of lower cross syndrome in housemaids. Cureus, 16(4), e57425. https://doi.org/10.7759/cureus.57425

Das, S., Sarkar, B., Sharma, R., Mondal, M., & Kumar, P. (2017). Prevalence of lower crossed syndrome in young adults: A cross-sectional study. *International Journal of Advance Research, 5*, 2217–2228. https://doi.org/10.21474/IJAR01/4662

Dhanani, S., & Shah, D. T. (2014). A survey on prevalence of lower crossed syndrome in young females. *International Journal of Pharmaceutical Science and Health Care, 4*(1), 2249–5738.

Fraser, B. J., Schmidt, M. D., Huynh, Q. L., Dwyer, T., Venn, A. J., & Magnussen, C. G. (2017). Tracking of muscular strength and power from youth to young adulthood: Longitudinal findings from the Childhood Determinants of Adult Health Study. Journal of Science and Medicine in Sport, 20(10), 927-931. https://doi.org/10.1016/j.jsams.2017.03.0214o mini

Kale, S., & Gijare, S. (2019). Prevalence of lower crossed syndrome in school-going children of age 11 to 15 years. Executive Editor, 13(2), 176.

Kurniawati, M. P. (2017). Hubungan antara kebiasaan sikap duduk dengan terjadinya derajat skoliosis pada siswa tingkat pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas (Skripsi, Program Sarjana Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah). Surakarta.

Lakkadsha, T. M., Qureshi, M. I., Kovela, R. K., Saifee, S. S., & Lalwani, S. S. (2022). Efficacy of single stretching session of iliopsoas using proprioceptive neuromuscular facilitation versus muscle energy technique on low back pain in patients with lumbar hyper-lordosis. Cureus, 14(8), e27916. https://doi.org/10.7759/cureus.27916

Lenaini, I. (2021). Teknik pengambilan sampel purposive dan snowball sampling. *Jurnal Kajian, Penelitian & Pengambilan Pendidikan Sejarah, 6*(1), 33–39. http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis/article/download/4075/pdf

Moeliono, M. A., Lailan, & Sastradimaja, S. B. (2014). Hubungan antara the Lower Extremity Functional Scale (LEFS) terhadap kekuatan otot fleksor dan ekstensor sendi lutut pada penderita osteoartritis lutut. *Jurnal Indonesia Medical Association, 64*(6), 270–274.

Mubeen, I., Malik, S., Akhtar, W., Muneeb, I., Asif, M., Arshad, A., Zai, S., & Khalid, S. (2016). Prevalence of upper cross syndrome among the medical students of University of Lahore. *International Journal of Physiotherapy, 3*(3), 381–384.

Setiawan, C., Griadhi, I. P. A., & Primayanti, I. D. A. I. (2021). Gambaran postur dan karakteristiknya pada mahasiswa kedokteran umum. *Jurnal Medika Udayana, 10*(4), 1–8. ISSN: 2597-8012.

Zanco, J. (2015). The sitting posture of medical college students during examination period. *Medical Science, 19*(2). http://dx.doi.org/10.15218/zjms.2015.0020

Unduhan

Diterbitkan

07-10-2024

Cara Mengutip

Yani, F., & Mustiko, P. L. (2024). Identifikasi Lower Cross Syndrome pada mahasiswa FIKES Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta, 2, 1370–1376. Diambil dari https://proceeding.unisayogya.ac.id/index.php/prosemnaslppm/article/view/909

Terbitan

Bagian

Penelitian