Tingkat stres mempengaruhi kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)

Penulis

  • Anisya Tri Agustin Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
  • Nuli Nuryanti Zulala Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci:

Sindrom pra-menstruasi; Premenstrual Syndrome; Tingkat stres

Abstrak

Premenstrual syndrome (PMS) merupakan suatu keadaan saat tubuh mengalami beberapa gejala yang berhubungan dengan siklus menstruasi, gejala timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Tingkat stres adalah salah satu faktor yang menyebabkan dan memperberat gejala premenstrual syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat stres dengan kejadian premenstrual syndrome pada mahasiswi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Reguler Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel di dalam penelitian ini berjumlah 229 mahasiswi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Reguler Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta tahun ajaran 2022/2023 yang diambil menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale-Stress (DASS-S) dan Shortened Premenstrual Assessment Form (sPAF), serta analisis data menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau (τ). Hasil uji korelasi Kendall’s Tau (τ) memperoleh nilai p value (sig) 0,000 ≤ 0,05 dengan nilai Correlation Coefficient atau keeratan hubungan sebesar 0,310. Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian premenstrual syndrome (PMS) pada mahasiswi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Reguler Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Diharapkan agar responden dapat lebih peduli terhadap gejala premenstrual syndrome dan stres yang dialami dengan melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan. 

Unduhan

Diterbitkan

29-07-2023

Terbitan

Bagian

Penelitian