Studi kasus teknik radiografi uretrografi pada kasus trauma uretra di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang

Abstrak

Latar belakang: Uretrografi merupakan suatu prosedur radiografi yang melibatkan penyuntikan media kontras positif ke dalam uretra untuk melihat keseluruhan uretra. Teknik pemeriksaan Uretrografi post kontras menggunakan proyeksi AP dan oblique. Di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang teknik pemeriksaan post kontras menggunakan tambahan proyeksi lateral. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui teknik pemeriksaan Uretrografi pada kasus Trauma uretra dan alasan digunakan tambahan proyeksi lateral pada pemeriksaan Uretrografi pada kasus Trauma uretra di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang.

Metode: Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tempat pengambilan data dilakukan di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2023 sampai Juni 2024. Subjek penelitian adalah satu dokter spesialis radiologi dan tiga radiografer. Objek penelitian adalah teknik Uretrografi pada kasus Trauma uretra. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Analisa data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan Uretrografi pada kasus Trauma uretra di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang dimulai dari persiapan pasien seperti mengganti baju pasien, melepas benda berbahan logam dan buang air kecil, persiapan alat dan bahan, dan proyeksi yang digunakan. Proyeksi yang digunakan yaitu foto polos proyeksi AP, post kontras proyeksi AP, RPO, dan Lateral.

Kesimpulan: Penambahan proyeksi lateral ini dilakukan karena kebutuhan diagnosa dari dokter radiologi untuk memperjelas pars pengiosa, pars membranasea, pars artika dan sampai ke VU tanpa adanya super posisi pada uretra. pemasukan media kontras sebanyak 20 cc di setiap proyeksi yaitu supaya media kontras sampai ke vesica urinari dan menggunakan dorongan yang kuat supaya katup pada vesica urinary terbuka untuk menghindari terjadinya refluks media kontras. Sebaiknya pemasukan media kontras tidak harus sama volumenya dengan pemasukan media kontras yang pertama supaya pasien tetap merasa nyaman dan tidak merasakan nyeri yang berlebih.