Teknik Pemeriksaan Uretrografi Dengan Klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Tegal

Penulis

  • Riska Riyanti Program Studi Program Diploma Tiga Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta
  • Asih Puji Utami Program Studi Program Diploma Tiga Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta
  • Anshor Nugroho Program Studi Program Diploma Tiga Radiologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci:

Uretrografi, Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), uretra

Abstrak

Latar Belakang: Teknik pemeriksaan Uretrografi dengan klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di Instalasi Radiologi RSUD dr.Soeselo Kabupaten Tegal. diawali dengan foto polos pelvis proyeksi AP (Antero Posterior) dan pemasukan media kontras dilakukan secara bertahap proyeksi RPO (Right Posterior Oblique). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui teknik pemeriksaan Uretrografi dengan klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dan mengetahui alasan teknik pemasukan media kontras dilakukan secara bertahap. Metode: Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tempat pengambilan data dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD dr.Soeselo Kabupaten Tegal. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2023 hingga Juni 2024. Subjek penelitian adalah satu dokter spesialis radiologi dan dua radiografer. Objek penelitian ini adalah teknik pemeriksaan uretrografi pada satu pasien. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Analisa data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil: Prosedur pemeriksaan Uretrografi dengan klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)  tidak memiliki persiapan khusus. Pemeriksaan diawali dengan foto polos pelvis proyeksi AP (Antero Posterior) tampak penis tujuannya untuk melihat kondisi awal uretra apabila terdapat kelainan. Pemasukan media kontras dilakukan secara bertahap yaitu media kontras pertama dan kedua sebanyak 20 cc dengan foto post kontras menggunakan proyeksi RPO (Right Posterior Oblique), tujuannya agar media kontras bisa mencapai vesica urinaria serta penyempitan pada pars prostatika dapat terlihat. Kesimpulan: Pemasukan media kontras dilakukan dua tahap pada pemeriksaan Uretrografi adalah untuk memperjelas gambaran striktur yang didapatkan karena terjadinya hambatan pada uretra, kemudian dilakukannya pemasukan media kontras secara bertahap menggunakan proyeksi RPO (Right Posterior Oblique) 30° - 45° yaitu, karena pada pemasukan media kontras pertama, media kontras belum mencapai vesica urinaria sehingga dimasukan lagi media kontras agar bisa mencapai vesica urinaria serta pemasukan media kontras dan foto post kontras yang kedua dilakukan agar penyempitan pada uretra pars prostatika dapat terlihat.

Referensi

Aspiani, R. Y. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Perkemihan Aplikasi NIC & NOC. (EGC, Ed.). Jakarta.

Amadea, Riselena Alysaa, Alfreth, dan Wahyuni, R. D. (2019). Jurnal Medical Profession Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Encyclopedia of Reproduction, 1(2), 172–176.

Ballinger, Philip W., dan Eugene D. Frank. 2016. Merrills of Atlas Radiographic Positions and Radiologic Procedures. Volume 2. Edisi 13. Missouri:Elsevier Mosby.

Bontrager, Kenneth L. 2018. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Mosby Inc: Missouri.

Dola, V., Konduru, S., Ameeral, A., Maharaj, P., Sa, B., Rao, R., & Rao, S. (2017). Ascending Urethrogram and Sonourethrogram in Evaluation of Male Anterior Urethra. Journal of Advances in Medicine and Medical Research, 22(3), 1–9.

Long, B. W, Rollins. J, and Smith B. 2016. Merril’s Atlas of Radiographic Positions & Radiologic Procedures. Thirteenth Edition Vol II. Mosby Inc: Missouri.

Nugroho, A. S. (2016).Pemeriksaan Retrograde Uretrografi Dengan Klinis Striktur Uretra Di Instalasi Radiologi Rspau Dr. S. Hardjolukito.Semarang:Prodi DIII T. Radiodiagnostik Dan Radioterapi Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang.

Purnomo B. Basuki. 2016. Deasar - Dasar Urologi. Edisi ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto.

Pearce, E.C. 2016. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ravikumar, B. R., Tejus, C., Madappa, K. M., Prashant, D., & Dhayanand, G. S. (2015). A comparative study of ascending urethrogram and sono-urethrogram in the evaluation of stricture urethra. International Braz J Urol, 41(2), 388– 392.

Sutysna, H. (2016). Tinjauan Anatomi Klinik Pada Pembesaran Kelenjar Prostat. Buletin Farmatera, 1(1).

Skinder, D., Zacharia, I., Studin, J., & Covino, J. (2016). Benign prostatic hyperplasia: A clinical review. Jaapa, 29(8), 19-23.

Tortora G, Derrickson B. The Urinary System. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed. Wiley; 2017.

Mirwan, M. (2016). Mengenal Kelenjar Prostat. Buletin Farmatera, 1(1).

Nurhasanah, Teti Nurhasanah and Ali Hamzah Hamzah. 2017. "Bladder Training Berpengaruh Terhadap Penurunan Kejadian Inkontinensia Urine Pada Pasien Post Operasi BPh Di Ruang Rawat Inap Rsud Soreang." Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan 5(1):79-91.

Unduhan

Diterbitkan

10-07-2024

Cara Mengutip

Riyanti, R., Utami, A. P., & Nugroho, A. (2024). Teknik Pemeriksaan Uretrografi Dengan Klinis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta, 2, 1866–1873. Diambil dari https://proceeding.unisayogya.ac.id/index.php/prosemnaslppm/article/view/430

Terbitan

Bagian

Penelitian

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama