Asupan kalsium berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Minggir Yogyakarta

Penulis

  • Intania Shofiatul Jania Prodi Gizi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Anindhita Syahbi Syagata Prodi Gizi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Nor Eka Noviani Prodi Gizi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Fitri Ramdhani Prodi Gizi Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci:

asupan, kalsium, stunting

Abstrak

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis dengan indikator tinggi badan menurut umur di bawah ambang batas z-score. Penyebab langsung salah satunya adalah asupan zat gizi makro dan mikro. Asupan zat gizi mikro yang berperan penting adalah kalsium. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengganggu pertumbuhan tulang yang dapat berdampak pada stunting. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan asupan kalsium dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Minggir, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian anak balita berusia 24-59 bulan di 3 kelurahan dengan prevalensi stunting tertinggi yang terdapat di wilayah Minggir, jumlah sampel diperoleh 69 anak dengan perhitungan Lemeshow dan menggunakan teknik cluster random sampling sesuai kriteria insklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian kuesioner terstruktur, SQ-FFQ, pengukuran TB menggunakan microtoise. Uji statistik normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk dengan uji analisis korelasi Rank Spearman. Hasil asupan kalsium menunjukan rerata 581,50±305,31mg. Asupan tersebut tergolong kurang apabila dibandingkan dengan kebutuhan gizi sesuai usianya. Prevalensi balita yang mengalami stunting di wilayah Minggir sebesar 55,07%. Terdapat hubungan signifikan antara asupan kalsium dengan kejadian stunting di wilayah Minggir (p<0,05; r=0,5786). 

Referensi

Anwar, K., Hardinsyah Hardinsyah, H. H., Damayanthi, E., & Sukandar, D. (2018). Probability Method for Analyzing the Prevalence of Calcium, Iron, Zinc and Vitamin D Deficiencies among Indonesian Adolescents. Jurnal Gizi Dan Pangan, 13(2), 93–102. https://doi.org/10.25182/jgp.2018.13.2.93-102

Astutik, D. (2018). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus Ii Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 409–418.

British Nutrition Foundation (BNF). (2021). Nutrition requirements. British Nutrition Foundation, 2016, 8.https://www.nutrition.org.uk/attachments/article/234/Nutrition Requirements_Revised Oct 2016.pdf

Chairunnisa, E., Kusumastuti, A. C., & Panunggal, B. (2018). Asupan Vitamin D, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 12-24 Bulan Di Kota Semarang. Journal of Nutrition College, 7(1), 39. https://doi.org/10.14710/jnc.v7i1.20780

Ferdiantoro, E., Noviani, N. E., & Nugroho, A. (2022). Dampak pandemi covid-19 terhadap angka stunting di wilayah kerja puskesmas depok ii. Digilib.Unisayogya.Ac.Id.

Jones, K. D. J., Hachmeister, C. U., Khasira, M., Cox, L., Schoenmakers, I., Munyi, C., Nassir, H. S., Hünten-Kirsch, B., Prentice, A., & Berkley, J. A. (2018). Vitamin D deficiency causes rickets in an urban informal settlement in Kenya and is associated with malnutrition. Maternal and Child Nutrition, 14(1), 1–8. https://doi.org/10.1111/mcn.12452

Kemenkes. (2020). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK.

Kemenkes. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. 1–7.

Manggala, A. K., Kenwa, K. W. M., Kenwa, M. M. L., Sakti, A. A. G. D. P. J., & Sawitri, A. A. S. (2018). Risk factors of stunting in children aged 24-59 months. Paediatrica Indonesiana, 58(5), 205–212. https://doi.org/10.14238/pi58.5.2018.205-12

Maulidah, W. B., Rohmawati, N., & Sulistiyani, S. (2019). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Ilmu Gizi Indonesia, 2(2), 89. https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i2.87

Mentari, S., & Hermansyah, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 1. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i1.275

Ngaisyah, R. D. (2016). Hubungan riwayat lahir stunting dan BBLR dengan status gizi anak balita usia 1-3 tahun di Potorono, Bantul Yogyakarta. Medika Respati: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(2), 51–61.

Pratiwi, R. (2021). View of Dampak Status Gizi Pendek (Stunting) Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Nursing Update- Edisi Khusus, 12(2), 10. https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/article/view/317/284

Raharja, U. M. P., Waryana, W., & Sitasari, A. (2019). Status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan keluarga sebagai faktor risiko stunting pada balita di Desa Bejiharjo. Ilmu Gizi Indonesia, 03(01), 73–82. https://pdfs.semanticscholar.org/8599/396cc051d1a178100a1ed89fdb1411611b4e.pdf

Sari, E. M., Juffrie, M., Nurani, N., & Sitaresmi, M. N. (2016). Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 12(4), 152. https://doi.org/10.22146/ijcn.23111

Setyorini, A., Suandi, I., Sidiartha, I. G. L., & Suryawan, W. B. (2016). Pencegahan Osteoporosis dengan Suplementasi Kalsium dan Vitamin D pada Penggunaan Kortikosteroid Jangka Panjang. Sari Pediatri, 11(1), 32. https://doi.org/10.14238/sp11.1.2009.32-8

Stuijvenberg, M. E. van, Nel, J., Schoeman, S. E., Lombard, C. J., Plessis, L. M. du, & Dhansay, M. A. (2015). Low intake of calcium and vitamin D, but not zinc, iron or vitamin A, is associated with stunting in 2- to 5-year-old children. Nutrition, 31(6), 841–846. https://doi.org/10.1016/j.nut.2014.12.011

Sumarni. (2019). Hubungan Asupan Protein, Asupan Kalsium, dan Asupan Zink dengan Kejadian Stunting pada Balita (24- 59 Bulan) di Kelurahan Bansir Laut Kota Pontianak. 1–118.

Syagata, A. S., Rohmah, F. N., Khairani, K., & Arifah, S. (2021). Evaluasi pelaksanaan pengukuran tinggi badan oleh kader Posyandu di Wilayah Yogyakarta. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 17(2), 195–203. https://doi.org/10.31101/jkk.2311

TKPI. (2018). TABEL KOMPOSISI PANGAN INDONESIA 2017. Kementerian Kesehatan RI.

Wati, R. W. (2021). Hubungan Riwayat Bblr, Asupan Protein, Kalsium, Dan Seng Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Nutrizione: Nutrition Research And Development Journal, 1(2), 1–12. https://doi.org/10.15294/nutrizione.v1i2.50071

Yusmiati, S. N. H., & Erni, E. (2017). Pemeriksaan Kadar Kalsium Pada Masyarakat Dengan Pola Makan Vegetarian. Jurnal SainHealth, 1(1), 43. https://doi.org/10.51804/jsh.v1i1.77.43-49

Unduhan

Diterbitkan

24-03-2025

Cara Mengutip

Jania, I. S., Syahbi Syagata, A., Eka Noviani, N., & Ramdhani, F. (2025). Asupan kalsium berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Minggir Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta, 3, 1299–1307. Diambil dari https://proceeding.unisayogya.ac.id/index.php/prosemnaslppm/article/view/1341

Terbitan

Bagian

Penelitian