Studi kasus penyimpanan dan pengujian lead apron di instalasi radiologi rumah sakit UNS Solo
Kata Kunci:
APD, lead apron, prosedur pengujianAbstrak
Abstrak
Lead apron adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dari bahaya radiasi. Di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit UNS Solo penempatan lead apron I pada ruangan Konvensional digantung di
belakang bucky stand, sedangkan lead apron II pada ruangan CT Scan dibentangkan di atas lemari kecil. Lead
apron ini hanya pernah dilakukan pengujian satu kali pada tahun 2019 sejak pertama kali dibeli lead apron I
pada tahun 2015 dan lead apron II pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penyimpanan dan hasil pengujian lead apron di Instalasi Radiologi Rumah Sakit UNS Solo. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi penyimpanan lead apron dengan tujuan untuk
mengetahui cara penyimpanan lead apron yang benar. Kemudian dilakukan pengujian lead apron dengan cara
membentangkan lead apron di atas meja pemeriksaan dan membaginya menjadi empat kuadran untuk
mengetahui ada dan tidak adanya kebocoran sehingga diketahui kelayakannya. Selanjutnya melakukan
wawancara yang tujuannya untuk menyelesaikan permasalahan secara mendalam, kemudian data dianalisis
dalam bentuk naratif untuk dilakukan verifikasi berdasarkan kajian teori yang telah ditetapkan untuk ditarik
kesimpulan. Hasil pengujian dari kedua lead apron tersebut yaitu, lead apron I mengalami kebocoran pada
kuadran I, II, dan III tetapi pada kuadran IV hanya memperlihatkan gelombang dan lekukan. Lead apron II tidak
mengalami kebocoran lead apron pada empat kuadran, dapat dilihat tingkat kerataan dari isi komponen lead
apron dalam keadaan baik sehingga masih layak digunakan dalam setiap tindakan pemeriksaan Radiologi.
Sebaiknya lead apron di Instalasi Radiologi Rumah Sakit UNS Solo lebih diperhatikan lagi dalam hal
penyimpanan. Dalam prosedur pengujian kelayakan setiap 12-18 bulan sekali dilakukan pengujian lead apron
secara rutin untuk memantau kondisi lead apron tersebut. Lead apron I sudah tidak layak untuk digunakan
karena terdapat kerusakan berupa retakan yang melebihi 15 mm2 pada organ vital dan pada organ non vital
melebihi 670 mm2
, sehingga lead apron tersebut tidak mampu menerapkan asas proteksi radiasi dalam setiap
tindakan pemeriksaan radiologi. Sedangkan lead apron II layak digunakan karena tidak mengalami kebocoran
pada empat kuadran.
Kata Kunci: APD; lead apron; prosedur pengujian
Referensi
Amelia, R. (2021). Upaya Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) oleh Perawat di Rumah
Sakit (Skripsi Literature Review) (Doctoral dissertation, STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo
Surabaya)
Atin Nikmawati, & Siti Masrochah. (2018). Evaluasi Performance Lead Apron. JRI (Jurnal
Radiografer Indonesia), 1(2), 104–109. https://doi.org/10.55451/jri.v1i2.19
Bando, J. J., Kawatu, P. A. T., Ratag, B. T., Kesehatan, F., Universitas, M., & Ratulangi, S. (2020).
Gambaran Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit ( K3RS ) Di
Rumah Sakit Advent Manado Pendahuluan Kesehatan dan keselamatan kerja ( K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat , bebas dari pe. Jurnal
KESMAS, 9(2), 33–40.
Darmini. (2018). Pengujian Kelayakan Alat Pelindung Diri (Lead Apron Dan Thyroid Shield). JRI
(Jurnal Radiografer Indonesia), 1(2), 123-129.
Devi, T., & Dani, P. (2011). Pengujian Kelayakan Alat Pelindung Diri (Lead Apron dan Thyroid
Shield ). 123–129.
Dianasari, T., & Koesyanto, H. (2017). Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit. Unnes Journal of Public Health, 6(3), 174.
https://doi.org/10.15294/ujph.v6i3.12690
Fitriana, L., Hardiyani, T., & Maulana, M. A. (2023). Uji Kebocoran Alat Proteksi Diri (Lead Apron)
Dengan Menggunakan Imaging Plat (Ip) Di Instalasi Radiologi Klinik Pratama Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 4194–4197.
Gazali, M. T. (2020). Pengujian Lead Apron di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Budi Rahayu
Pekalongan (Doctoral dissertation, Universitas Widya Husada Semarang).
Kartikasari, Y., Alif, M., Fathoni, N., & Indrati, R. (2018). Uji fungsi alat pelindung diri (lead apron).
–384.
https://inis.iaea.org/collection/NCLCollectionStore/_Public/50/062/50062889.pdf KEMENKES.
(2009). tentang kendali mutu (quality control) peralatan radiodiagnostik no 1250
tahun 2009. KEMENKES
Lambert, K., & McKeon, T. (2001). Inspection of lead aprons: criteria for rejection. Health Physics,
(5 Suppl), S67-9. https://doi.org/10.1097/00004032-200105001-00008
Naliska, I. (2018). Uji Fungsi Alat Pelindung Radiasi Lead Apron. Seminar Nasional SDM Teknologi
Nuklir Issn 1978-0176. Poltekkes Kemenkes Semarang-Indonesia
Nikmawati, A., & Masrochah, S. (2002). are declared appropriate , further can created Amount of
Appropriate Lead Apron percentage which is five. 1, 104–109.
Nolting, F. W. (2007). Radiation Safety Manual. Environmental Health, 617, 1–36.
Sari, O. P., Dasril, D. N., Nisa, C., & Almaiza, A. (2020). Pengujian Kebocoran Apron Tahun 2019.
JurnalImejing Diagnostik (JImeD), 6(2), 65–68.