Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku ayah tentang kebutuhan gizi pada balita dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir
Kata Kunci:
Stunting, Ayah, Pemenuhan GiziAbstrak
Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan tumbuh kembang sehingga anak memiliki tinggi badan kurang dari standar yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi cukup lama dimulai sejak dalam kandungan hingga masa pertumbuhan. Banyak yang mengira bahwa ayah tidak memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang balita. Padahal nyatanya, ayah memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ayah tentang kebutuhan gizi pada balita dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir. Penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Instrumen menggunakan kuesioner dengan skala data ordinal. Melibatkan 56 responden di wilayah kerja Puskesmas Minggir. Analisa data yang digunakan adalah spearman rank dan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan ayah tentang kebutuhan gizi pada balita (p value = 0,000) dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir, sikap ayah tentang kebutuhan gizi pada balita (p value = 0,000) dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir, dan perilaku ayah tentang kebutuhan gizi pada balita (p value = 0,000) dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir. Mayoritas ayah memiliki pengetahuan tentang kebutuhan gizi pada balita dengan kategori baik sebanyak 55,36%. Mayoritas ayah memiliki sikap tentang kebutuhan gizi pada balita dengan kategori cukup dan baik sebanyak 48,21%. Mayoritas ayah memiliki perilaku tentang kebutuhan gizi pada balita dengan kategori cukup sebanyak 51,79%.